Jumat, 22 Maret 2013

10 Orang Ahli Fisika dari Indonesia


 Asan Damanik


Asan Damanik (lahir di Simalungun, Sumatera Utara, 11 November 1963; umur 48 tahun) adalah seorang fisikawan Indonesia.
Pendidikan

Asan Damanik lulus SMA tahun 1983 dari SMA Negeri 3 Pematangsiantar. Setelah lulus SMA, Asan Damanik melanjutkan studi ke Institut Pertanian Bogor dan memperoleh gelar Sarjana Ilmu Kedokteran Hewan (Drs. Med. Vet) pada tahun 1987. Setelah lulus dari Institut Pertanian Bogor, Asan masuk ke Jurusan Fisika FMIPA Universitas Gadjah Mada dan memperoleh gelar sarjana fisika teori pada tahun 1992 dan sejak Maret 1992 bekerja sebagai dosen fisika pada Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Pada tahun 1995 Asan melanjutkan studi S2 di Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan memperoleh gelar master fisika teori pada tahun 1997. Pada tahun 2000 melanjutkan studi S3 (doktor) ke Institut Teknologi Bandung dalam bidang Fisika Teoretis dibawah bimbingan Prof. Pantur Silaban, tetapi tidak sampai selesai karena di awal 2002 Asan pergi ke Jerman untuk bergabung dengan Grup Fiska Partikel Fundamental Johannes-Gutenberg University, Mainz, Germany dibawah bimbingan Prof. Jurgen G. Körner. Studi S3 kemudian dilanjutkan tahun 2004 di Pascasajana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dalam bidang Fisika Teoretis (Fisika Partikel Fundamental) dengan Tim Promotor Prof. Muslim, Ph.D. sebagai Ketua, dan Ko-promotor Prof. Pramudita Anggraita, Ph.D, dan Mirza Satriawan, Ph.D, namun pada pertengahan tahun 2008 Ketua Tim Promotor Prof. Muslim meninggal dunia dan kemudian diganti oleh Dr. Arief Hermanto. Pada Januari 2009, Asan akhirnya berhasil meraih gelar Doktor (Dr.) dalam Fisika Teoretis dari FMIPA UGM Yogyakarta setelah berhasil mempertahankan disertasi berjudul Massa Neutrino Dirac dan Pemekaran Model GWS di hadapan Tim Penguji. Tahun 2010 melalui Program Academic Recharging (PAR) C Dikti Kementerian Pendidikan Nasional, Asan melakukan riset dalam Theoretical High Energy Physics khususnya untuk penggunaan non-Abelian discrete symmetry group dalam fisika partikel fundamental dibawah bimbingan Prof. Ernest Ma di Department of Physics and Astronomy, University of California, Riverside, USA.

10 Orang Ahli Fisika dari Indonesia

Hendry Izaac Elim
Elim memperoleh gelar sarjana fisika teori pada tahun 1995 di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dan setelah itu bekerja sebagai dosen pada Universitas Pattimura, Ambon. Pada tahun 1999 ia memperoleh gelar master fisika teori di Institut Teknologi Bandung. Pada tahun 2001 ia melanjutkan studi ke jurusan fisika, National University of Singapore (NUS), Singapura dalam program PhD di bidang nonlinear optik dari nanopartikel dan lulus pada tahun 2005.
Sebelum lulus PhD nya, ia bekerja sebagai Research Fellow dari Oktober 2004 sampai dengan Januari 2006 di Departemen Teknik Kimia dan Biomolekuler, Fakultas Teknik, NUS. Selanjutnya ia bekerja sebagai Postdoctoral Fellow di jurusan fisika, NUS dari Januari 2006 sampai dengan September 2007.
Sejak Oktober 2007, ia bekerja sebagai Research Assistant Professor di Institute of Multidisciplinary Research for Advanced Materials (IMRAM) di Universitas Tohoku, Jepang.

10 Orang Ahli Fisika dari Indonesia

Hans Jacobus Wospakrik
Hans Jacobus Wospakrik (lahir di Serui, Papua, 10 September 1951 – meninggal di Jakarta, 11 Januari 2005 pada umur 53 tahun) adalah seorang fisikawan Indonesia yang merupakan dosen fisika teoritik di Institut Teknologi Bandung.
Hans adalah seorang yang mendapatkan penghargaan fisikawan terbaik oleh Universitas Atma Jaya Jakarta atas pengabdian, konsistensi, dan dedikasinya yang tinggi dalam penelitian di bidang fisika teori. Ia memberi sumbangan berarti kepada komunitas fisika dunia berupa metode-metode matematika guna memahami fenomena fisika dalam partikel elementer dan Relativitas Umum Einstein. Hasil-hasil penelitiannya ini dipublikasikannya di jurnal-jurnal internasional terkemuka, seperti Physical Review D, Journal of Mathematical Physics, Modern Physics Letters A, dan International Journal of Modern Physics A .
Ia meninggal pada 11 Januari 2005 akibat leukimia

10 Orang Ahli Fisika dari Indonesia


 Roby Muhamad

Roby Muhamad adalah pakar jejaring sosial.
Sebelumnya ia adalah seorang fisikawan Indonesia yang kemudian beralih menjadi sosiolog dan dikenal lewat keterlibatannya dalam proyek Dunia Kecil (Small World). Ia adalah anak bungsu dari empat bersaudara pasangan Prof Dr Wahyu Karhiwikarta, seorang spesialis kedokteran olahraga, dan dr Hanariah Wahyu, seorang spesialis anak. Ia menyelesaikan pendidikan tingkat sarjananya pada tahun 1998 di Institut Teknologi Bandung dengan topik mengenai lubang hitam Stephen Hawking, yang kemudian dilanjutkannya dengan meneruskan program magister pada perguruan tinggi yang sama, dengan topik mengenai teori string dan teori-M, yang diselesaikannya pada tahun 2000. Tahun 2010 ia memperoleh gelar doktor dari Departemen Sosiologi, Universitas Columbia, New York, Amerika Serikat.
Usai menyelesaikan pendidikan doktor-nya, Roby pulang ke Indonesia. Saat ini Roby tercatat sebagai staf pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan mendirikan AkonLabs, sebuah lembaga riset nirlaba yang berfokus pada aplikasi sains socio-behavioral untuk perubahan kultur.

10 Orang Ahli Fisika dari Indonesia


 Nelson Tansu

Nelson Tansu (lahir di Medan, Sumatera Utara, 20 Oktober 1977; umur 34 tahun) adalah seorang pakar nanoteknologi dan optoelektronika asal Indonesia yang menjadi tenure-tracked Assistant Professor di Universitas Lehigh (Lehigh University) pada usia 25 tahun (sejak Juli 2003). Tansu menyisihkan lebih dari 300 doktor[rujukan?] untuk mendapatkan jabatan Assistant Professor tersebut di Universitas Lehigh sejak Juli 2003. Universitas Lehigh merupakan salah satu universitas papan atas di Amerika Serikat. Berdasarkan US News and World Reports 2009, Lehigh University memiliki ranking yang sama dengan beberapa universitas terkemuka lainnya di Amerika Serikat seperti Georgia Institute of Technology, University of Wisconsin-Madison, University of California-San Diego, University of Illinois-Urbana Champaign, dan New York University[rujukan?].

Riset Tansu adalah dalam bidang fisika terapan (Applied Physics) terutama dalam bidang semikonduktor, nanoteknologi, dan fotonika. Sejak April 2007 sampai April 2009, beliau dipromosi menjadi Peter C. Rossin (Term Chair) Assistant Professor di Universitas Lehigh. Sejak Mei 2009 (usia 31 tahun) sampai April 2010, Tansu dipromosi menjadi Associate Professor dengan tenure di Universitas Lehigh. Sejak May 2010 sampai sekarang, Tansu dipromosi menjadi Class of 1961 Chair Associate Professor (dengan tenure) di Universitas Lehigh.
Nelson Tansu merupakan putra kedua dari pasangan ayah (Almarhum) Iskandar Tansu dan ibu (Almarhum) Auw Lie Min. Ia dilahirkan di Medan, dan besar di Medan. Tansu menyelesaikan pendidikan dari TK-SD-SMP-SMA di Yayasan Perguruan Sutomo 1 Medan, di mana beliau merupakan lulusan terbaik saat menyelesaikan pendidikan SMA di Mei 1995. Kemudian, dia melanjutkan pendidikan S1 (BS) sampai S3 (PhD / Doktor) di Universitas Wisconsin - Madison.

10 Orang Ahli Fisika dari Indonesia

Yohanes Surya

Yohanes Surya (lahir di Jakarta, 6 November 1963; umur 48 tahun) adalah seorang fisikawan Indonesia. Ia juga dikenal sebagai pembimbing TOFI. saat ini Prof. Yohanes Surya Ph.D. aktif dalam berbagai pelatihan Matematika dan Fisika GASING (Gampang Asyik dan Menyenangkan)

10 Orang Ahli Fisika dari Indonesia

Prof. Freddy


Prof. Freddy Permana Zen, M.Sc, D.Sc (lahir di Pangkalpinang, Bangka, 1 Maret 1961) adalah seorang dosen dan peneliti bidang fisika teoretik. Saat ini dia menjabat sebagai profesor bidang fisika teoretik energi tinggi (theoretical high energy physics) di Institut Teknologi Bandung dan menjadi direktur di INDONESIA Center for Theoretical and Mathematical Physics.